Nama : Ika Fibriana Vidyastuti
NIM : 3101 1102 1693
Sejarah
Kain Sasirangan
Tetapi putri junjung buih mau muncul ke permukaan jika
syarat-syarat yang dimintanya dipenuhi, yaitu sebuah istana Batung yang
diselesaikan dalam sehari dan kain dapat selesai sehari yang ditenun dan
dicalap atau diwarnai oleh 40 orang putri dengan motif wadi/padiwaringin.
Itulah kain calapan yang pertama kali dibuat yang kemudian dikenal dengan nama
Kain Sasirangan.
Menurut tetua adat Banjar, kain sasirangan
dahulunya digunakan sebagai pengobatan orang sakit, dan juga digunakan sebagai
laung (ikat kepala adat Banjar), Kakamban (serudung), udat (kemben), babat
(ikat pinggang), tapih bahalai (sarung untuk perempuan) dan lain sebagainya. Kain sasirangan ini juga di pakai untuk
upacara-upacar adat Banjar. Sekarang Sasirangan bukan lagi di peruntukkan hanya
untuk spiritual, tapi sudah jadi pakaian kegiatan sehari-hari.
Arti kata sasirangan sendiri di ambil dari kata “sa” yang
berarti “satu” dan “sirang” yang berarti ”jelujur”. Sesuai dengan proses
pembuatannya, Di jelujur, di simpul jelujurnya kemudian di celup untuk
pewarnaannya.
Tips Merawat Kain Sasirangan :
v Pada pencucian pertama “
Kain Sasirangan” pisahkan dengan cucian lain.
v Jangan mencuci “Kain
Sasirangan” dengan deterjen, gunakan saja pewangi
atau pelembut khusus “Kain Batik atau Kain Sasirangan”.
v Jangan menggunakan
pemutih.
v Jangan direndam terlalu
lama ketika dicuci.
v Jangan mencuci “Kain
Sasirangan” dengan mesin cuci.
v Jemurlah “Kain Sasirangan”
ditempat yang teduh.
v Baliklah pakaian pasa saat
menjemur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar