Senin, 12 Mei 2014

FENOMENA SELFIE

KELOMPOK 2

LINDA AULIANI                  310111021755
SILVIA ARSIDA LESTARI   310111021692

FENOMENA SELFIE

Selfie (self potrait photograph) secara harfiah seringkali diartikan sebagai aktivitas memotret diri sendiri atau narsisme. jika ditelusuri lebih dalam pengertian ‘Selfie’ menurut referensi pustakawan Britania adalah sebuah pengambilan foto diri sendiri melalui smartphone atau webcam yang kemudian diungguh ke situs web media sosial.
Awal penggunaan kata selfie mulai terjadi sekitar tahun 2002. Kata itu pertama kali muncul dalam sebuah forum Internet Australia (ABC Online) pada tanggal 13 September 2002.
Selfie sendiri semakin populer dan merambah Indonesia melalui 
Facebook, Twitter, Instagram hingga Path. Hampir setiap hari di media-media sosial itu banyak dijumpai berbagai macam foto selfie dengan beragam pose dan gaya.
Dalam perkembangannya, kata selfie rupanya juga telah menjadi kata baru di beberapa kamus. Bahkan saking populernya, kata selfie itu sempat dikecam oleh Lake Superior State University Amerika Serikat pada beberapa waktu lalu agar dihapus dari kamus.

            Walaupun ada beberapa pihak yang tidak suka dengan fenomena tersebut, nyatanya selfie kini juga telah resmi masuk dalam Oxford Dictionaries (Kamus Oxford). Selfie dinobatkan sebagai Word of The Year. Dari data terakhir yang diperoleh, kata selfie yang digunakan setiap orang meningkat drastis mencapai 17 ribu persen dalam setahun terakhir ini.
Salah satu pose andalan yang populer saat selfie yaitu ekspresi wajah bebek atau yang dikenal duck face. Cara posenya mudah, cukup memonyongkan bibir dan menyipitkan mata. Dan yang tidak kalah populer  pose sparrow face atau ekspresi wajah burung pipit. Cara posenya yaitu membelalakkan mata dan bibir yang seolah akan meniupkan sesuatu.
Menurut pendapat beberapa ahli kejiwaan, selfie mempunyai dampak yang positif dan negatif. Kegiatan membagikan terlalu banyak foto selfie ke jejaring sosial berpotensi memperburuk hubungan atau membuat penggunggah foto kurang disukai. Hal ini disebabkan karena saat seseorang secara berkala memposting foto miliknya, dapat mempengaruhi karakter dan tingkah laku orang dewasa. Misalnya, ketagihan selfie dapat membuat seseorang kehilangan waktunya untuk bersosialisasi dengan orang yang ada di sekelilingnya. Mereka yang senang mengunggah foto ke media sosial dikhawatirkan malah sibuk dengan menciptakan karya-karya foto dibandingkan menjalin komunikasi dengan orang lain yang secara nyata ada di dekat mereka.
Selfie dapat menjadi hal yang menguntungkan banyak orang saat apa yang mereka bagikan dapat menginspirasi atau membawa informasi yang positif bagi orang lain. Misalnya, foto yang diambil saat seseorang sedang menjalankan olahraga atau kebiasaan hidup sehat lainnya. Dengan kata lain, selfie dapat berperan sebagai pembawa pesan positif yang akan membawa dampak kebaikan. Selain itu, jika dilakukan dengan benar selfie dapat menjadi cara untuk meningkatkan kepercayaan diri. Saat seseorang sedang terpuruk, selfie bisa digunakan sebagai cara untuk bercermin agar seseorang menjadi semangat untuk bangkit dari keterpurukannya. Secara umum, selfie yang dilakukan dengan benar dan proporsional dapat menciptakan keseimbangan dan membuka pikiran seseorang ke arah yang lebih baik. Pada akhirnya, selfie adalah sebuah ekspresi diri untuk menunjukkan siapa kita. Dan kebanyakan orang ingin menampilkan sisi terbaiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar